Sunday, March 7, 2010

KATA PENGANTAR
Booklet Data dan Informasi Propinsi Kalimantan Barat
disusun dengan maksud untuk memberikan gambaran secara
singkat mengenai keadaan Kehutanan di Propinsi Kalimantan
Barat.
Data dan Informasi bersumber dari Statistik Kehutanan
Indonesia tahun 2000, Eksekutif Data dan Informasi Kehutanan
tahun 2001, Homepage Departemen Kehutanan dan statistik
masing-masing unit Eselon I lingkup Departemen Kehutanan
tahun 2000 serta Statistik Indonesia oleh BPS tahun 2000.
Kepada semua pihak yang telah membantu terwujudnya
booklet ini diucapkan terima kasih. Kritik dan saran sangat
diharapkan demi perbaikan untuk publikasi yang berikutnya.
Demikian semoga bermanfaat.
Jakarta, Desember 2001
Kepala Badan,
Pusat Inventarisasi dan Statistik Kehutanan
Badan Planologi Kehutanan
DEPARTEMEN KEHUTANAN
2002
DATA DAN INFORMASI
KEHUTANAN
PROPINSI
KALIMANTAN BARAT
UMUM
KEADAAN GEOGRAFI
Luas daratan Indonesia : 192.257.000 ha
Luas daratan : 14.680.700 ha
% terhadap luas Indonesia : 7,64%
Jumlah Kabupaten : 8 kabupaten
Jumlah Kotamadya : 1 kotamadya
Jumlah Kecamatan : 128 Kecamatan
Jumlah Desa : 1.444 desa
IKLIM
Suhu Maksimum : 33,1ºC (April)
Suhu Minimum : 22,2 ºC (Pebruari)
Kelembaban : 85-88%
Curah Hujan maksimum : 681,0 mm (Mei)
Curah Hujan Minimum : 66,6 mm (Pebruari)
PENDUDUK
Jumlah Penduduk : 3.740.000 (sensus th 2000)
Laju pertumbuhan penduduk : 1,53%
Persentase penduduk per propinsi : 1,84%
Kepadatan penduduk : 160/km2 (Indonesia 26/km2)
Atlas Propinsi Kalimantan Barat
KAWASAN HUTAN
Kawasan Hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk atau
ditetapkan oleh pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya
sebagai hutan tetap.
Kawasan Hutan dan Perairan Propinsi Kalimantan Barat yang
ditetapkan berdarsarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor
259/Kpts-II/2000 tanggal 23 Agustus 2000 adalah seluas ± 9.178.759
Ha. Kawasan hutan ini terdiri dari kawasan Hutan Konservasi, Hutan
Lindung dan kawasan Hutan Produksi dengan perincian luas sebagai
berikut :
Fungsi Kawasan Luas (Ha) Persen
luas %)
Kawasan Hutan Konservasi (HAS & HPA) ± 1.645.579 ha 17,93
Kawasan Hutan Lindung (HL) ± 2.307.045 ha 25,13
Kawasan Hutan Produksi
- Hutan Produksi Terbatas (HPT)
- Hutan Produksi Tetap (HP)
- Hutan Produksi yang Dapat Dikonversi
(HPK)
± 5.226.135 ha
± 2.445.985 ha
± 2.265.800 ha
± 514.350 ha
56,94
26,65
24,69
5,60
Luas Keseluruhan ± 9.178.759 Ha 100
Kawasan Konservasi terdiri dari Cagar Alam (CA), Suaka
Margasatwa (SM), Taman Nasional (TN), Taman Wisata Alam (TW),
Taman Hutan Raya (THR) dan Taman Buru (TB). Hutan Konservasi
adalah hutan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi pokok
pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta
ekosistemnya.
Di Propinsi Kalimantan Barat, Hutan Konservasi yang telah ditunjuk
dan ditetapkan adalah sejumlah 4 unit Cagar Alam (satu diantaranya
adalah Cagar Alam Laut), 1 unit Suaka Margasatwa, 4 Unit Taman
Nasional dan 2 unit Taman Wisata seperti rincian pada tabel berikut :
No. Nama
Kawasan
Kabupaten Fung
si
Luas
(ha)
SK Penetapan
1 Lo Pat Fun Pi Sambas CA 8,0 ZB.1
23 Maret 1936
2 Mandor Pontianak CA 2.000,0 ZB.8.15
16 Apr 1937
3 Gunung Raya Sambas CA 3.700,0 111/Kpts-II/1990
Pasi 14 Maret 1990
4 Kep. Karimata Ketapang CA
Laut
77.000,0 381/Kpts-II/1985
14 Maret 1990
5 Gunung Nyiut
Perinsen
Pontianak/
Sambas
SM 180.000,0 524/Kpts/Um/4/1982
21 Januari1982
6 Gunung Palung Ketapang TN 90.000,0 448/Menhut/VI/90
3 Juni 1990
7
Betung Kerihun Kapuas Hulu TN 800.000,0 467/Kpts-II/95
5 September 1995
8 Bukit Baka-Bukit
Raya
Sintang
Kasongan
TN 181.090,0 281/Kpts-II/92
26 Pebruari 1992
9 Danau Sentarum TN 132.000,0 34/Kpts-II/99
4 Pebruari 1999
10 Baning TW 315,0 129/Kpts-II/1990
1 Januari 1990
11 Gunung Kelam Sintang TW 520,0 594/Kpts-II/1992
6 Juni 1992
KEADAAN PENUTUPAN LAHAN
Keadaan penutupan lahan propinsi Kalimantan Barat, berdasarkan
hasil penafsiran citra landsat yang berkisar dari tahun 1994 s/d 1998 di
wilayah daratan Kalimantan Barat diketahui bahwa luas daratan yang
masih berupa hutan (berhutan) adalah sebesar 46% dan daratan yang
bukan berupa hutan (Non Hutan) sebesar 52%. Penutupan lahan non
hutan adalah penutupan lahan selain daratan yang bervegetasi hutan
yaitu berupa semak/belukar, lahan tidak produktif, sawah, lahan
pertanian, pemukiman, alang-alang dan lain-lain.
Keadaan Penutupan Lahan Propinsi Kalimantan Barat
Berdasarkan penafsiran citra satelit tahun 1994-1998
Penutupan Lahan Luas (ha) Persen Luas
Total Daratan yang ditafsir 14.546.319 100
Berhutan 6.713.026 46,15
Bukan Hutan 7.589.723 52,18
Berawan 243.570 1,67
Sumber : Pusat Data dan Perpetaan 1998
Pada kawasan Hutan Produksi, khususnya pada areal HPH yang
masih aktif dan bekas areal HPH (Eks-HPH), telah dilakukan
perhitungan kembali berdasarkan data citra satelit Landsat tahun 1997
s/d 2000.
Perhitungan dilakukan pada 28 unit areal HPH aktif dan 20 unit
areal eks-HPH. Diketahui khusus pada areal HPH dan Eks-HPH di
Kalimantan Barat, keadaan penutupan hutannya adalah sebagai
berikut:
Keadaan Penutupan Lahan pada areal HPH dan Eks HPH
Penutupan Lahan
Areal HPH
(Ha)
% Areal eks-
HPH (Ha)
%
Luas areal yang ditafsir 3.831.069 100 1.454.700 100
Hutan Primer 1.163.108 30 129.610 9
Hutan Sekunder
§ Kondisi sedang-baik 941.750 25 632.060 44
§ Kondisi rusak 1.726.031 45 679.850 47
Sumber : Pusat Data dan Perpetaan 2000
Laju pengurangan hutan (Deforestasi) di Propinsi Kalimantan Barat
berdasarkan hasil perbandingan dari Peta Penutupan lahan RePProT
tahun 1985 dan Peta Penutupan Lahan hasil penafsiran citra tahun
1997 Pusat Data dan Perpetaan Badan Planologi diperoleh hasil bahwa
selama periode waktu 12 tahun telah terjadi perubahan penutupan
lahan hutan sebagai berikut :
Peta Penutupan Lahan Propinsi Kalimantan Barat
Berdasarkan penafsiran citra satelit tahun 1994-1998
Laju Deforestasi Propinsi Kalimantan Barat
Penutupan Lahan RePPProT
(1985)
Ha
Dephut
(1991)
Dephut
(1997)
Luas areal peta /
yang ditafsir
14.753.000 14.674.940 14.546.318
Hutan 8.700.600 8.117.980 6.713.026
% Hutan 59,0 % 55,3 % 46,1 %
Rata-rata Laju deforestasi tahunan periode 1985-1997 adalah sekitar
165.631 ha / tahun
Berdasarkan analisa dari peta penafsiran citra satelit Landsat di
kawasan hutan produksi dan kawasan hutan lindung dan konservasi
dan dengan mempertimbangkan DAS prioritas, diperoleh suatu Indikasi
lahan yang perlu di rehabilitasi karena lahan tersebut diindikasikan
sebagai lahan kritis. Keadaan indikasi lahan yang perlu direhabilitasi di
propinsi Kalimantan Barat adalah sebagai berikut :
Kawasan
Hutan
Luas Total Luas areal
yang perlu
direhabilitasi
persen
Hutan Lindung
dan Konservasi
3.723.255 685.896 18,4 %
Kawasan Hutan
Produksi
4.693.011 2.161.323 46,1 %
Keseruruhan 8.416.266 2.847.219 33,8 %
PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI
Pada kawasan hutan produksi, sampai dengan bulan Juli 2001
terdapat 26 unit perusahaan HPH yang masih aktif dengan total luas
1.993.139 ha dan 19 unit perusahaan HPHTI dengan data sebagai
berikut :
Daftar Perusahaan HPH yang masih aktif
Di Propinsi Kalimantan Barat
No Nama HPH SK HPH Tanggal
SK
Luas
Areal
(Ha)
JPT
(m3/thn)
1 PT. Anuraga 237/Kpts-IV/87 31-7-1987 51.000
2 PT. Kartika Kapuas Sari 331/Kpts-IV/85 2-11-1985 131.000
3 PT. Kusuma Atlas
Timber
843/Kpts-II/1992 26-8-1992 45.300
4 PT. Kurnia Kapuas
Plywood
359/Kpts-IV/87 12-11-1987 75.000 93.100
5 PT. Kusuma Perkasa
Indah
69/Kpts-IV/86 11-4-1986 80.000
6 PT. Rimba Agung Utama 175/Kpts-IV/88 21-3-1988 40.000
7 PT. Saritama Indah
Raya
600/Kpts-II/1990 6-10-1990 50.000
8 PT. Sari Bumi Kusuma 233/Kpts-IV/86 11-4-1986 66.000
9 PT. Suka Jaya Makmur 106/Kpts-II/00 29-12-2000 171.300 200.061
10 PT. Inhutani II (TPTJ) 10/Kpts-II/1998 6-1-1998 158.570
11 PT. Inhutani II (TPTJ) 245/Kpts-II/1998 27-2-1998 229.900
12 PT. Harapan Kita Utama 803/Kpts-VI/99 30-9-1999 40.500 38.825
13 PT. Karunia Hutan
Lestari
938/Kpts-VI/99 14-10-1999 41.700 16.158
14 PT. Kalimantan Satya
Kencana
937/Kpts-VI/99 14-10-1999 49.980 13.314
15 PT. Wana Kayu Batu
Putih
266/Kpts-II/00 25-8-2000 42.500
16 PT. Wanasokan
Hasilindo
265/Kpts-II/00 25-8-2000 49.000
17 PT. Duaja Corp. II 977/Kpts-VI/1999 14-10-1999 54.627 44.067
18 PT. Inyuitas 500/Kpts-VI/1999 30-6-1999 61.340 30.399
19 PT. Papa Guna 299/Kpts-II/1999 7-5-1999 63.060
20 PT. Bumi Raya Utama 309/Menhut-IV/94 9-3-1994 136.000 67.153
21 PT. Puncak Sawmill 300/Kpts-II/1999 7-5-1999 63.767
22 PT. Maraga Daya Wood
Work (BPT Unit I)
852/Kpts-II/99 11-10-1999 55.500 73.792
23 PT. Benua Indah 847/Kpts-VI/99 8-10-1999 51.300 61.408
24 PT. Tawang Meranti 979/Kpts-V/99 14-10-1999 49.200 26.679
25 PT. Lanjak Deras Jaya
Raya
844/Menhut-V I/99 7-10-1999 45.740 97.186
26 PT. Kawedar Mukti
Timber
208/Menhut-IV/96 15-2-1996 77.780
Daftar Perusahaan HPHTI
Di Propinsi Kalimantan Barat
No Nama HPHTI SK HPHTI Tanggal
SK
Luas
Areal
Realisasi
Tanaman
Jenis
Tanaman
1 PT. Finantara
Intiga
750/Kpts-II/96 2-12-1996 299.700 39.842 Am, Pf
2 PT. Sinar Kalbar
Raya
103/Kpts-II/93 20-2-1993 72.315 11.668 Am,Ga,Pf,
Pc
3 PT. Kertas Basuki
Rahmat
1144/Menhut-
IV/96
28-8-1996 173.938
4 PT. Nityasa Idola 329/Kpts-II/98 27-2-1998 113.196 1.754
5 PT. Daya Tani
Kalbar
60/Kpts-V/97 28-1-1997 56.060 2.453 Jlt, Pl
6 PT. Indadi Setia 022/V -HTI/90 10-1-1990 23.560 3.341 Pf
7 PT. Inhutani III
Nanga Pinoh
250/Kpts-II/86 18-8-1986 119.080 0
8 PT. Mayangkara
Tanaman Lestari
1323/Menhut-
IV/96
23-9-1996 73.160 39.703 Am,Pn,Krt
9 PT. Kayu Lapis
Indonesia
326/Kpts-V/98 9.614 4.098 Pf,Krt,GA
10 PT. Barito Pasific
Timber
276/Kpts-II/98 17.068 6.917 Pf,GA
11 PT. Erna
Yuliawati
727/Kpts-II/97 11.328 5.365 Krt,Pc
12 PT. Benua Indah 199/Kpts-V/92 8.900 790 Am
13 PT. Kusuma
Perkasa Indah
318/Kpts-II/98 14.460 2.771 Am,Pf,GA,
Krt
14 PT.Kurnia Kapuas
Plywood Ind.
205/Kpts-V/92 13.600 1.158 Pc,GA,Pf,
Ed, Krt
15 PT.Tawang
Meranti
322/Kpts-V/98 8.060 1.172 Am,Pf
16 PT. Suka Jaya
Makmur
207/Kpts-V/92 14.000 3.136 Krt,Mrt
17 Delapan-delapan
Unit PT SST
324/Kpts-II/98 17.300 2.660 GA,Pc,Pf,
Tkw
18 PT. Satya Raya
Indah WBI
315/Kpts-II/98 16.500 2.912 Am,GA,Pc,
Pf,Krt
19 PT. Puncak
Sawmill
92/Kpts-II/98 16.800 1.547 GA,Tkw,Pf,
Krt
Keterangan : Pn = Pinus, Ab = Albizia, Am = Acacia Mangium, Ed = Eucalyptus Deglupta, Ga = Gmelina Arborea
Sk = Sungkai, Ec = Eucalyptus spp, Mr = Meranti, Pc = Peronema Canescen, Krt = Karet
PRODUKSI HASIL HUTAN
Produksi Kayu
Selama kurun waktu lima tahun terakhir, produksi kayu, kayu
gergajian dan kayu lapis di propinsi Kalimantan Barat adalah sebagai
berikut:
Produksi No Tahun (m3)
Kayu Bulat Gergajian Kayu Lapis
1. 96/97 1.442.570,20 147.885,00 1.879.170,85
2. 97/98 1.348.096,83 100.614,69 836.192,42
3. 98/99 1.368.025,19 159.766,93 1.047.721,91
4. 99/00 1.033.665,87 127.100,59 890.904,66
5. 2000 244.477,46 143.254,93 617.138,29
6. 2001
(s/d Juli)
120.901,42 36.045,54 147.120,89
7 2000
Nasional
13.798.240,05 3.020.864,27 3.711.097,26
Pada tahun 2000 Kayu bulat di Kalimantan Barat menyumbang
sebanyak 1,77% dari total kayu bulat nasional, 4,74% untuk kayu
gergajian dan 16,63% untuk kayu lapis.
Produksi Non Kayu
Produksi Non kayu adalah produksi hasil hutan selain dari kayu bulat,
yaitu antara lain adalah rotan.
Produksi rotan selama kurun waktu empat tahun sebesar 73.840,09
ton, dengan rincian berikut :
v Tahun 1996/1997 : 73.682,27 ton
v Tahun 1997/1998 : 34,00 ton
v Tahun 1998/1999 : 93,32 ton
v Tahun 1999/2000 : 30,50 ton
Peta Persebaran HPH
Di Propinsi Kalimantan Barat
Peta Persebaran HPHTI di
Propinsi Kalimantan Barat
Produksi madu hasil kegiatan perlebahan selama kurun waktu lima
tahun sebanyak 379,778 ton dengan rincian sebagai berikut :
v Tahun 1996/1997 : 52,567 ton
v Tahun 1997/1998 : 50,000 ton
v Tahun 1998/1999 : 80,497 ton
v Tahun 1999/2000 : 98,447 ton
v Tahun 2000 : 98,267 ton
INDUSTRI KEHUTANAN
Perusahaan Industri pengolahan hasil hutan di Kalimantan Barat
dengan persetujuan rencana produksi kayu olahan lebih dari 6000 m3
adalah sebagai berikut :
Industri Pengolahan Kayu di Kalimantan Barat
sampai dengan Juli 2001
No Nama Perusahaan No & Tgl
Persetujuan
Jenis
Industri
Kapasitas
Ijin (M3)
1 PT. Sari Bumi Kusuma 331/VI-Olah/2001
19 April 2001
ST
PLY
74.000
80.000
2 PT. Harjohn Timber 333/VI-Olah/2001
19 April 2001
PLY
82.000
3 PT. Suka Jaya Makmur 341/VI-Olah/2001
19 April 2001
ST
PLY
12.000
86.000
4 PT. Barito Pacific Timber 898/VI-Olah/2001
18 Juli 2001
PLY
BB
107.000
15.000
Keterangan :
ST = Sawn Timbre
PLY = Plywood
WW =
PW =
TW =
FW =
FFP =
BB = Blockboard
V =
PB =
D =
M =
INSTANSI KEHUTANAN
DI PROPINSI KALIMANTAN BARAT
No NAMA INSTANSI ALAMAT
DINAS KEHUTANAN
1 Dinas Kehutanan Propinsi
Kalimantan Barat
Jl. Sultan Abdurahman No.137 Pontianak
78116
2 Dinas Kehutanan
Kabupaten Sambas
3 Dinas Kehutanan
Kabupaten Pontianak
4 Dinas Kehutanan
Kabupaten Sanggau
5 Dinas Kehutanan
Kabupaten Ketapang
6 Dinas Kehutanan
Kabupaten Sintang
7 Dinas Kehutanan
Kabupaten Kapuas Hulu
KONSERVASI
1 Unit Konservasi
Sumber Daya Alam
Kalimantan Barat
Jl. Abdurachman Saleh 33 Pontianak
78124 Telp/Fax (0561) 734613
2 Unit Taman Nasional
Gunung Palung
Jl. K.H. Wahid Hasyim No.41 A Ketapang
Kalimantan Barat
3 Unit Taman Nasional
Betung Kerihun
Jl. Komodor Yos Sudarso No.100
Putussibau- Kalimantan Barat
PLANOLOGI
1 Balai Inventarisasi dan
Perpetaan (BIPHUT)
Wilayah III Pontianak
Jl. Ahmad Yani No.121 Pontianak
Telp. (0561) 736502, 743373, 743647
Fax. (0561) 764889
PENGUSAHAAN HUTAN
1 Balai Eksploitasi Hutan
dan Pengusahaan Hasil
Hutan (BEHPHH) Wilayah
VIII Pontianak
Jl. Jend. Ahmad Yani No.121 Pontianak
Kalimantan Barat
Telp. (0561) 738918, 738368
RLPS
1 Balai Rehabilitasi Lahan
dan Konsevasi Tanah
Kapuas
Jl. Ahmad Yani No.121 Pontianak Kalimantan
Barat PO. Box 78001
Telp. (0561) 736737
PENGELOLAAN HUTAN KONSERVASI
CAGAR ALAM
CA KEPULAUAN KARIMATA
Luas : 77.000 Ha
Letak : Kabupaten Ketapang
Penunjukan kawasan : Tahun 1995
Kepulauan Karimata terletak ±100 Km sebelah Barat Kota
Ketapang, Kalimantan Barat. Secara geografis kawasan tersebut berada
pada 108o40' - 109o10' Bujur Timur dan 1o25' - 1o50' Lintang Selatan.
Kepulauan Karimata terdiri dari dua pulau besar yaitu Pulau
Karimata dan Pulau Serutu serta beberapa pulau kecil lainnya. Kondisi
topografi kawasan berupa dataran rendah sampai dengan tinggi, dari 0
- 1030 meter dari permukaan laut. Hanya di dua pulau tersebut yang
dihuni oleh penduduk.
Mengingat kesulitan dalam mencapai kawasan, kegiatan
pengelolaan kawasan masih relatif sedikit dibanding kawasan lainnya.
ASSESIBILITAS
Pontianak - Kep. Karimata menggunakan kendaraan kapal motor
dengan waktu tempuh 18 jam.
POTENSI SUMBER DAYA ALAM
Kepulauan Karimata memiliki keanekaragaman ekosistem baik
ekosistem darat maupun ekosistem laut. Akibat terpisahnya Kepulauan
Karimata dengan Pulau Kalimantan, maka beberapa jenis flora dan
faunanya tergolong endemik yang cukup unik di kepulauan ini. Namun
pendapatan jenis-jenis tersebut secara lengkap hingga saat ini belum
dilakukan.
CA MANDOR
Luas : 3.080 Ha
Letak : Kabupaten Pontianak
Penunjukan kawasan : Tahun 1992
Cagar Alam Mandor memiliki kondisi topografi umumnya datar,
dengan tipe ekosistem hutan tropis gambut, dataran rendah berawa
dan hutan kerangas. Pada tipe-tipe ekosistem tersebut terdapat
beraneka ragam jenis flora dan fauna.
ASSESIBILITAS
No. RUTE PERJALANAN KENDARAAN WAKTU
1
2
Pontianak - Mandor
Mandor - Kawasan
Bus/Kendaraan pribadi
Bus/Kendaraan pribadi
2 Jam
30 Menit
POTENSI SUMBER DAYA ALAM
Keberadaan tiga tipe ekosistem di dalam kawasan sangat
mendukung kehidupan beraneka ragam jenis tumbuhan dan satwa.
Beberapa jenis tumbuhan yang terdapat di kawasan ini adalah Meranti
(Shorea spp), Jelutung (Dyera costulata), Keladan (Dryobalanops
becarii), Mabang (Shorea pachyphylla), Kebaca (Melanorrhea walicchii)
dan Ramin (Gonystylus bancanus).
Jenis satwa liar yang dijumpai di kawasan ini antara lain Babi hutan
(Sus barbatus), Owa (Hylobathes agilis), Kera (Macaca fascicularis) dan
Burng Enggang Hitam (Bucherotidae).
PROSPEK PENGEMBANGAN KAWASAN
Sebagai kawasan konservasi yang memiliki jarak tempuh terdekat
dengan Kota Pontianak dan memiliki potensi sumber daya alam yang
besar serta merupakan jalur lintas antara Entikong - Pontianak, Cagar
Alam Mandor diperkirakan akan memungkinkan untuk dikembangkan
sebagai Taman Hutan Raya.
CA RAYA PASI
Luas : 3.700 Ha
Letak : Kabupaten Sambas
Penunjukan kawasan : Tahun 1990
Cagar Alam Raya Pasi berada di Kabupaten Sambas tepatnya di
sekitar Kota Singkawang. Secara geografis terletak pada 108o59' -
109o07'40" Bujur Timur dan 0o48'30" - 0o52'20" Lintang Utara.
Fungsi penting keberadaan Cagar Alam Raya Pasi selain sebagai
kawasan perlindungan, juga mempunyai fungsi hidrologis guna
memenuhi kebutuhan air bagi penduduk Kota Singkawang dan
sekitarnya.
Cagar Alam Raya Pasi sering diidentikkan dengan obyek rekreasi
"Gunung Poteng" dan keberadaan Bunga Rafflesia (Rafflesia tuanmudae)
salah satu tumbuhan langka yang terdapat di dalam kawasan.
Jenis flora tersebut dapat ditemukan dengan mudah pada habitat
aslinya di dalam kawasan.
ASSESIBILITAS
No. RUTE PERJALANAN KENDARAAN
WAKTU
(JAM)
1
2
3
Pontianak - Singkawang
Singkawang - Pajintan
Pajintan - Kawasan
Bus
Mobil/Oplet
Jalan kaki
3
0,5
1
POTENSI SUMBER DAYA ALAM
Selain sumber air yang mengalir memiliki fungsi hidrologis penting
bagi penduduk sekitar, terdapatnya beberapa jenis tumbuhan unik dan
langka seperti Bunga Bangkai (Amorphopalus sp), Bunga Bintang
(Rhizanthes zepelii) dan Bunga Fatma Raksasa (Rafflesia tuan-mudae)
serta tipe ekosistem hutan hujan pegunungan yang memiliki
keanekaragaman jenis flora dan fauna yang tinggi. Cagar Alam Raya
Pasi tentunya memiliki fungsi perlindungan yang sangat penting bagi
kelangsungan kehidupan flora dan fauna tersebut.
PROYEKSI PENGEMBANGAN KAWASAN
Sebagai kawasan yang terletak disekitar kota yang relatif mudah
untuk dikunjungi, serta memiliki potensi sumber daya alam yang sangat
besar maka Cagar Alam Raya Pasi sangat berprospek apabila
dikembangkan sebagai Hutan Wisata Alam.
CA GUNUNG NYIUT
Luas : 124.500 Ha
Letak : Kabupaten Sambas
Penunjukan kawasan : Tahun 1988
Kawasan Cagar Alam Gunung Nyiut memiliki ekosistem hutan hujan
tropis pegunungan, dengan kondisi topografi sedang hingga curam
dengan puncak tertinggi (Gn. Nyiut) 1701 m dpl. Kondisi hutan masih
memperlihatkan ciri dari hutan tropika basah yang kaya akan flora dan
fauna. Berbagai jenis anggrek alam dan terdapatnya salah satu jenis
flora langka (Rafflesia sp) menunjukkan kekayaan sumber daya alam
kawasan tersebut.
Masyarakat yang bermukim di sekitar kawasan umumnya dari suku
Dayak, yang hidup sebagai peladang dan pemburu serta pengumpul
hasil hutan.
Selain sebagai kawasan perlindungan flora dan fauna, kawasan
Cagar Alam Gunung Nyiut juga sangat berpotensi sebagai lokasi
penelitian, pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan. Hal ini
sering dilakukan oleh para Pelajar, Mahasiswa dan para peneliti baik
dari dalam negeri maupun luar negeri. Penelitian yang dilakukan
umumnya mengenai keanekaragaman hayati yang terdapat di dalam
kawasan serta kehidupan masyarakat sekitar kawasan.
ASSESIBILITAS
NO. RUTE PERJALANAN KENDARAAN
WAKTU
(JAM)
1 Pontianak - Sanggau Ledo
Sanggau Ledo - Dawar
Dawar - Kawasan
Bus
Kendaraan umum
Jalan kaki
4
2
5
2 Pontianak - Ngabang
Ngabang - Serimbu
Serimbu - Kawasan
Bus
Kendaraan umum
Motor air
4
3
2
CA LO FAT FUN FIE
Luas : 7,8 Ha
Letak : Kabupaten Sambas
Penunjukan kawasan : Tahun 1982
Kawasan Cagar Alam Lo Fat Pun Fie adalah kawasan konservasi
terkecil di Propinsi Kalimantan Barat.
Assesibilitas mencapai kawasan umumnya dilakukan dengan
kendaraan darat (Bus/Mobil) selama + 4 jam dari Kota Pontianak.
Ekosistem kawasan merupakan hutan hujan tropis dataran rendah.
Flora yang menjadi unggulan dalam kawasan tersebut adalah berbagai
jenis anggrek alam. Sedangkan jenis fauna yang terdapat di dalam
kawasan sangat sedikit jumlahnya, hal ini dikarenakan keterbatasan
luas kawasan serta desakan pemukiman, perladangan dan perkebunan
di sekitar kawasan.
CA MUARA KENDAWANGAN
Luas : 150.000 Ha
Letak : Kabupaten Ketapang
Penunjukan kawasan : Tahun 1982
Cagar Alam Muara Kendawangan memiliki tipe ekosistem hutan
pantai, rawa air tawar dan tipe hutan dataran rendah.
Pencapaian kawasan dapat dilakukan dengan kendaraan darat
(Mobil) selama + 4 jam dari Kota Ketapang.
Jenis tumbuhan yang terdapat di dalam kawasan diantaranya
Meranti (Shorea sp), Ulin (Eusideroxylon zwageri) dan Jelutung (Dyera
lowii).
Pada ekosistem pantai menjadi tempat bertelurnya Penyu Belimbing
(Dermochellelys coriaceae), beraneka ragam burung pantai dan Kura
Gading (Orlitia borneensis). Pada tipe hutan rawa air tawar menjadi
habitat Bekantan (Nasalis larvatus) dan beberapa jenis Primata lainnya.
TAMAN WISATA ALAM BUKIT KELAM
Luas : 520 Ha
Letak : Kabupaten Sintang
Penunjukan kawasan : Tahun 1992
Taman Wisata Alam Bukit Kelam merupakan salah satu di antara
dua kawasan konservasi yang berstatus Hutan Wisata Alam. Terletak di
Kabupaten Sintang, ±15 Km dari Kota Sintang.
ASSESIBILITAS
Pencapaian kawasan dapat dengan mudah dilakukan dengan
menggunakan kendaraan umum (Bus) atau kendaraan pribadi.
Rute perjalanan menuju kawasan :
NO. RUTE PERJALANAN KENDARAAN
WAKTU
(JAM)
1 Pontianak - Sintang 6
2
Bus
Pesawat Udara
2 Sintang - Kawasan 1,5 Kendaraan Umum
POTENSI WISATA
Sebagai kawasan Hutan Wisata, keberadaan obyek rekreasi dan
wisata menjadi peranan penting untuk menghadirkan pengunjung.
Beberapa obyek menarik tersebut adalah panorama alam yang
menampakkan sebuah tebing terjal setinggi ±600 meter yang diselingi
hutan lebat di kaki gunung dan puncaknya, terdapat pula air terjun dan
gua alam.
Flora yang paling unik di dalam kawasan ini adalah terdapatnya
jenis Kantong Semar Merah (Nephentes sp) yang merupakan tumbuhan
endemik kawasan ini.
FASILITAS WISATA
Dalam rangka pengembangan dan pengadaan sarana wisata
kawasan, Sub Balai Konservasi Sumber Daya bekerjasama dengan
pihak Pemerintah Daerah Tingkat II Sintang, membangun beberapa
fasilitas:
1. Jalur wisata permanen yang dapat dengan mudah dipergunakan
oleh pengunjung untuk mencapai obyek-obyek di dalam kawasan.
2. Sebuah bangunan permanen yang telah disiapkan sebagai balai
pertemuan dan pusat informasi kawasan.
Dalam pengembangan kawasan ini lebih lanjut akan diupayakan
penyediaan prasarana dan sarana pendukung kegiatan rekreasi dan
wisata seperti Program Interpretasi Kawasan, papan petunjuk dan
himbauan pelestarian kawasan dan pemandu yang akan membantu
menghubungkan obyek dan pengunjung.
HUTAN WISATA BANING
Luas : 215 Ha
Letak : Kabupaten Sintang
Penunjukan kawasan : Tahun 1990
Hutan Wisata Baning yang pengembangannya dicanangkan sebagai
Taman Wisata Alam, merupakan kawasan hutan rawa gambut yang
memiliki topografi datar. Hal yang menarik dari keberadaan kawasan
Baning adalah letaknya yang berada di pusat Kota Sintang, sehingga
dapat dengan mudah dicapai oleh pengunjung serta dapat berfungsi
sebagai paru-paru kota.
Keunikan ekosistem kawasan, karena merupakan hutan rawa
gambut yang tergenang sepanjang tahun sehingga diperkirakan
terdapat beberapa jenis tumbuhan endemik.
ASSESIBILITAS
NO. RUTE PERJALANAN KENDARAAN
WAKTU
(JAM)
1
2
Pontianak - Sintang
Sintang - Kawasan
Bus
Kendaraan umum
7
0,5
POTENSI WISATA
Hutan Wisata Baning hanya menampilkan keberadaan hutannya
sebagai obyek. Jalur wisata yang dibuat di bawah keteduhan tajuk
pohon, serta ekosistem hutannya yang unik berupa hutan rawa gambut
merupakan daya tarik tersendiri bagi pengunjung.
PENGEMBANGAN KAWASAN
Pembangunan dan pengembangan kawasan Hutan Wisata Baning
dilaksanakan oleh Sub Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan
Barat bekerja sama dengan Pemerintah Daerah Tingkat II Sintang.
Dengan keunikan sumber daya alamnya, kawasan ini tidak hanya
berpotensi sebagai kawasan wisata tetapi juga sebagai tempat
penelitian, khususnya bagi mahasiswa dan pelajar setempat.
TAMAN NASIONAL GUNUNG PALUNG
Luas : 90.000 Ha
Letak : Kabupaten Ketapang
Penunjukan kawasan : Tahun 1990
Taman Nasional Gunung Palung merupakan kawasan Taman
Nasional pertama di Propinsi Kalimantan Barat. Secara geografis berada
pada 1o 00' - 1o 20' Lintang Selatan dan 109o 00' - 110o 25' Bujur Timur.
Kekhasan dari Taman Nasional Gunung Palung adalah
keanekaragaman ekosistem hutan yang ada didalamnya, mulai dari
ekosistem pantai hingga ekosistem puncak pegunungan. Sehingga
kawasan tersebut digolongkan sebagai salah satu kawasan yang
memiliki vegetasi terlengkap di dunia.
Jenis fauna yang menjadi primadona kawasan ini adalah dari
golongan Primata, terutama jenis Orangutan. Selain itu terdapat pula
beranekaragam jenis burung dan Mamalia besar.
Potensi lainnya yang dimiliki oleh Taman Nasional Gunung Palung
adalah panorama alam dan peninggalan budaya masyarakat sekitar
kawasan, sehingga memungkinkan untuk dijadikan objek kunjungan
bagi para wisatawan disamping berfungsi untuk kawasan pelestarian,
pendidikan, penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan.
Pengelolaan Taman Nasional Gunung Palung dilaksanakan
sepenuhnya oleh Sub Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan
Barat melalui Proyek Pengembangan Kawasan Konservasi Kalimantan
Barat.
ASSESIBILITAS
Untuk mencapai kawasan, dapat ditempuh dengan rute perjalanan
sebagai berikut:
NO. RUTE PERJALANAN KENDARAAN
WAKTU
(JAM)
1 Pontianak - Ketapang
Pontianak - Ketapang
Ketapang - Tl. Melano
Tl. Melano - Kawasan
Pesawat Udara
Expres Boat
Mini Bus
Long Boat
2,5
6
2
6
2 Pontianak - Tl. Batang
Tl. Batang - Tl. Melano
Tl. Melano - Kawasan
Expres Boat
Mini Bus
Long Boat
4
1
6
POTENSI SUMBER DAYA ALAM
Taman Nasional Gunung Palung memiliki ekosistem terlengkap,
mulai dari ekosistem pantai, hutan payau (Mangrove), rawa air tawar,
rawa gambut, alluvial dataran rendah berpasir, dataran rendah berbatu,
dataran tinggi dan puncak pegunungan (hutan lumut). Didalam tipetipe
habitat tersebut terdapat beranekaragam jenis tumbuhan dan
satwa liar.
Sebagian besar habitat didominasi oleh jenis-jenis dari family
Dipterocarpaceae seperti Meranti (Shorea spp), Kruing (Dipterocapus
spp) dan Kapur (Dryobalanops spp). Jenis-jenis lainnya juga terdapat
berbagai pohon penghasil buah-buahan yang menjadi sumber makanan
berbagai satwa, diantaranya jenis Durian (Durio carinatus), Rambutan
hutan (Nephelium sp), Pluntan (Arthocarpus sp) dan berbagai jenis Ara
(Ficus spp).
Jenis fauna yang dapat dengan mudah dijumpai di dalam kawasan
adalah dari golongan Primata seperti Kera (Macaca fascicularis), Owa
(Hylobathes agilis), Kelasi (Hylobathes frontata) dan Orangutan (Pongo
pygmaeus). Khusus untuk keberadaan Orangutan di Taman Nasional
Gunung Palung, telah dilakukan beberapa penelitian oleh Universitas
Harvard Amerika Serikat di Stasiun Peneliti Cabang Panti.
Jenis mamalia darat lainnya, terdapat jenis Beruang Madu, Rusa,
Babi hutan dan berbagai jenis burung.
POTENSI WISATA
Selain memiliki fungsi sebagai kawasan perlindungan, Taman
Nasional Gunung Palung juga dapat dimanfaatkan secara terbatas
diantaranya untuk kebutuhan Wisata Alam.
Beberapa fenomena alam seperti pantai, air terjun, bentang
daratan, keanekaragaman flora dan atraksi beberapa jenis satwa serta
peninggalan budaya masyarakat sekitarnya merupakan hal yang
menarik sebagai objek rekreasi dan Wisata Alam. Terutama untuk turis
manca negara yang menyenangi kegiatan petualangan dan
pemandangan yang alami.
SARANA DAN PRASARANA PENGELOLAAN
Fasilitas yang tersedia di dalam pelaksanaan pembangunan dan
pengembangan Taman Nasional Gunung Palung adalah:
1. Pos Resort dan personil, serta alat komunikasi, alat transportasi
darat dan air (Speed boat).
2. Jalan Patroli yang difungsikan untuk pengawasan kawasan.
3. Shelter wisata, sebagai sarana rekreasi dan wisata alam.
4. Stasiun penelitian cabang panti sebagai areal penelitian
keanekaragaman sumber daya alam kawasan.
TAMAN NASIONAL BUKIT BAKA – BUKIT RAYA
Luas : 181.090 Ha
Letak : Kabupaten Sintang (Kal-Bar) dan Kabupaten Kota
Waringin Timur (Kal-Teng)
Penunjukan
kawasan
: Tahun 1992
Taman Nasional Bukit Baka - Bukit Raya merupakan kawasan yang
terletak di dua wilayah propinsi, tepatnya di Kabupaten Sintang Propinsi
Kalimantan Barat (70.500 Ha) dan Kabupaten Kota Waringin Timur
Propinsi Kalimantan Tengah (110.590 Ha).
Sesuai denngan kondisi alamnya yang merupakan jajaran
pegunungan, yaitu pegunungan schwaner yang menghubungkan Bukit
Baka di Kalimantan Barat dan Bukit Raya di Kalimantan Tengah,
ekosistem kawasan merupakan tipe hutan hujan tropis pegunungan
yang didominasi jenis-jenis tumbuhan berdaun lebar dari family
Dipterocarpaceae yang menyebar secara gradien elevasi (semakin
kebawah semakin lebat) hingga kepuncak-puncak gunung.
Jenis fauna yang terdapat di dalam kawasan diantaranya jenis
mamalia besar Beruang madu, Rusa, Babi hutan dan berbagai jenis
Primata serta terdapat beberapa jenis burung Enggang (Bucerotidae)
yang salah satunya merupakan Maskot Kalimantan Barat.
Kawasan Taman Nasional Bukit Baka - Bukit Raya memiliki objek
yang potensial untuk mendukung kegiatan pariwisata Kalimantan Barat.
Beberapa panorama dan fenomena alam serta budaya masyarakat
sekitar kawasan dapat menarik wisatawan, terutama wisatawan yang
gemar kegiatan petualangan.
Pengelolaan Kawasan Taman Nasional Bukit Baka - Bukit Raya
dilaksanakan oleh Sub Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan
Barat.
ASSESIBILITAS
Untuk mencapai kawasan Taman Nasional Bukit Baka - Bukit Raya
melalui wilayah Kalimantan Barat adalah sebagai berikut:
NO. RUTE PERJALANAN KENDARAAN
WAKTU
(JAM)
1
2
3
Pontianak - Nga. Pinoh
Nga. Pinoh - Nga. Popai
Nga. Popai - Kawasan
Bus/Pribadi
Speed Boat
Transport HPH
9
2,5
2
Perjalanan memasuki kawasan ditempuh dengan kendaraan dan
fasilitas jalan HPH.
POTENSI SUMBER DAYA ALAM
Taman Nasional Bukit Baka - Bukit Raya merupakan gugusan
pegunungan yang membentang membatasi wilayah Kalimantan Barat
dan Kalimantan Tengah. Rantai pegunungan Schwaner tersebut
merupakan daerah tangkapan air utama untuk Sungai Kapuas di
Kalimantan Barat dan Sungai Katingan di Kalimantan Tengah.
Secara keseluruhan kawasan ini tertutup oleh vegetasi tingkat
pohon yang penyebarannya bervariasi dari kaki bukit hingga ke puncakpuncaknya.
Vegetasi pada dataran rendah (kaki bukit) hingga
ketinggian 400 m dpl menunjukkan kekhasan hutan hujan dataran
rendah yang mengandung ± 30% species dari famili Dipterocarpaceae.
Tipe vegetasi penyusun hutan berubah secara bertahap berdasarkan
ketinggian tempat.
Jenis tumbuhan dan famili Dipterocarpaceae didominasi jenis
Shorea spp dan Hopea spp. Sedangkan jenis lainnya terdapat Agathis
bornencis dan beberapa jenis dari famili Myrtaceae dan Sapotaceae.
Pada ketinggian antara 1.000 - 1.200 m dpl (sekitar Bukit Birang
Merabai) dan di lereng Bukit Baka merupakan tipe hutan kerangas yang
ditandai dengan dominannya jenis Podocarpus imbricatus. Sedangkan
pada daerah puncak Bukit Raya ditemukan berbagai jenis dari famili
Ericaceae.
Salah satu jenis flora dilindungi yang ditemukan di kawasan ini
adalah Bunga Rafflesia spp. Diduga jenis tumbuhan ini memiliki
persamaan dengan hasil penemuan di kawasan Taman Nasional
Kinabalu Serawak Malaysia.
Dalam rangka menunjang kepentingan tersebut, pihak pengelola
telah mengalokasikan sebagian kawasan untuk dijadikan zonasi khusus
sebagai zona pemanfaatan secara terbatas, yang berada di sekitar kaki
Bukit Baka (Dusun Nanga Juoi). Di lokasi tersebut tersedia jalur wisata
khusus yang dirancang untuk menghubungkan obyek-obyek wisata
menarik bagi para wisatawan serta dilengkapi beberapa shelter dan
sebuah Visitor Lodge untuk tempat menginap para pengunjung.
Obyek-obyek yang dapat disaksikan dalam lokasi tersebut berupa
atraksi berbagai jenis satwa, air terjun, aliran sungai serta jalur
pendakian.
Sedangkan di wilayah Kalimantan Tengah berupa kegiatan
pendakian ke puncak Gunung Raya (2.278 m dpl) merupakan puncak
gunung tertinggi di Kalimantan (bagian Indonesia), sumber air panas
yang terdapat di Sungai Bukit Rimban, terletak di atas Desa Tumbang
Tabulus serta kehidupan masyarakat Dayak dan Melayu yang bermukim
di sekitar kawasan.
Jenis fauna yang menjadi primadona kawasan ini adalah jenis
burung Enggang Gading (Buceros vigil). Burung yang menjadi maskot
Kalimantan Barat tersebut sering dijumpai berpasangan. Burung jenis
ini mempunyai kisaran jelajah yang tidak terlalu jauh dari sarangnya,
yang dibuat di sepanjang sungai. Satwa liar lainnya yang sering
dijumpai, diantaranya berbagai jenis mamalia darat, seperti Beruang
madu (Helarctos malayanus), Macan dahan (Neofalis nebulosa), Babi
hutan (Sus barbatus), Kancil (Tragulus sp) dan berbagai jenis Primata,
terutama Kelempiau/Owa (Hylobathes agilis).
POTENSI WISATA
Kekayaan sumber daya alam, panorama alam dan beranekaragam
fenomena alam serta berbagai jenis budaya masyarakat setempat
merupakan hal menarik yang dimiliki Taman Nasional Bukit Baka - Bukit
Raya untuk menunjang kegiatan pariwisata, khususnya wisata alam.
SARANA DAN PRASARANA PENGELOLAAN
Fasilitas yang telah tersedia dalam pelaksanaan pembangunan dan
pengembangan Taman Nasional Bukit Baka - Bukit Raya adalah:
1. Pos jaga di Dusun Belaban Ella, serta beberapa petugas lapangan di
Belaban Ella dan Dusun Nanga Juoi.
2. Jalan patroli yang berfungsi untuk prasarana pengawasan kawasan.
3. Shelter dan Visitor Lodge untuk fasilitas wisata.
TAMAN NASIONAL BETUNG KERIHUN
Luas : 800.000 Ha
Letak : Kabupaten Kapuas Hulu
Penunjukan kawasan : Tahun 1995
Taman Nasional Betung Kerihun merupakan kawasan konservasi
terluas yang dimiliki Propinsi Kalimantan Barat. Secara geografis berada
pada posisi 112o10' - 114o20' Bujur Timur dan 00o33' - 01o33' Lintang
Utara.
Ekosistem kawasan merupakan tipe hutan hujan tropis pegunungan
yang didominasi jenis tumbuhan dari famili Dipterocarpaceae. Keadaan
topografi sebagian besar berbukit-bukit yang merupakan bentangan
Pegunungan Muller yang menghubungkan Gunung Betung dan Gunung
Kerihun (Bentuang Karimun) sebagai pembatas antara wilayah
Indonesia dan Serawak (Malaysia). Pada kaki-kaki pegunungan tersebut
mengalir sungai-sungai kecil yang membentuk daerah aliran sungai
besar seperti DAS Kapuas, DAS Sibau, DAS Embaloh, DAS Bungan dan
DAS Mendalam. Kelima daerah aliran sungai tersebut merupakan jalur
transportasi utama yang dapat dipergunakan untuk memasuki kawasan.
Masyarakat yang bermukim di sekitar kawasan sebagian besar suku
Dayak dan Melayu. Mereka bermukim disepanjang sungai-sungai besar,
terutama disepanjang Sungai Kapuas. Mata pencaharian mereka
umumnya berladang dan memungut hasil hutan.
Pembangunan dan Pengembangan kawasan Taman Nasional
Betung Kerihun dilaksanakan oleh Sub Balai Konservasi Sumber Daya
Alam Kalimantan Barat. Pada masa mendatang kawasan tersebut
dicanangkan sebagai Kawasan Warisan Alam Dunia (The World
Heritage Site) bersama Lanjak Entimau Wildlife Sanctuary (LEWS) di
Serawak - Malaysia.
ASSESIBILITAS
Untuk mencapai kawasan Taman Nasional Betung Kerihun dapat
ditempuh dengan beberapa rute perjalanan:
NO. RUTE PERJALANAN JALUR KENDARAAN
WAKTU
(JAM)
1 Pontianak - Putussibau Darat
Udara
Mobil
Pesawat
15
2
2 Putussibau - Kawasan S. Kapuas
S. Embaloh
S. Sibau
Long Boat
Long Boat
Long Boat
18
11
5
POTENSI SUMBER DAYA ALAM
Kekhasan ekosistem dan bervariasinya keadaan topografi kawasan
memberikan peluang untuk hidupnya beraneka ragam jenis tumbuhan.
Tumbuhan-tumbuhan tersebut hidup pada beberapa tipe ekosistem.
Pada tipe ekosistem hutan dataran rendah hingga dataran tinggi masih
didominasi oleh jenis-jenis famili Dipterocarpacea.
Selain itu terdapat jenis Jelutung (Dyera costulata ), Pulai (Alstonia
scholaris) dan Belian (Eusideroxylon zwageri) yang terdapat di dataran
rendah. Sedangkan jenis Pelawan (Tristania sp), Cemara Gunung
(Casuarina junghuniana) ditemukan pada dataran tinggi.
Pada daerah puncak-puncak pegunungan, tipe vegetasi berubah
sesuai ketinggian. Semaikn keatas ukuran tumbuhan semakin kecil
serta munculnya lapisan-lapisan lumut yang menempel pada batang,
akar dan daun tumbuhan serta pada lantai hutan. Beberapa jenis flora
yang ditemukan di daerah puncak gunung antara lain Kantong Semar
(Nephentes sp) dan Pandan (Pandanus sp).
Gaharu yang berasal dari pohon Engkaras (Aqularia malacensis)
merupakan hasil hutan yang bernilai sangat tinggi.
POTENSI WISATA
Menyusuri sungai dan melewati jeram-jeram di sepanjang Sungai
Sibau, Embaloh dan Kapuas hingga ke Sungai Mahakam memberikan
kesan petualangan yang sangat menyenangkan serta pemandangan
bentang daratan yang ditutupi kabut pada bagian-bagian puncak bukit
serta terkadang melintas berbagai jenis satwa liar seperti Burung
Enggang (Bucerotidae) dan Rusa menimbulkan kesan alami bagi
penikmatnya. Disamping itu beraneka ragam pola kehidupan
masyarakat yang tinggal di sepanjang sungai merupakan hal yang tak
kalah menariknya.
Suasana seperti ini tentu merupakan suatu daya tarik yang
memikat bagi para wisatawan khususnya dari mancanegara yang lebih
menyenangi kegiatan petualangan di alam bebas. Sehingga Taman
Nasional Bentuang Karimun memiliki potensi yang cukup besar dalam
mendukung kegiatan pariwisatas di Kalimantan Barat.
KERJASAMA PENGELOLAAN
Pelaksanaan kegiatan pengelolaan kawasan Taman Nasional Be tung
Kerihun yang dilaksanakan oleh Sub Balai Konservasi Sumber Daya
Alam Kalimantan Barat bekerjasama dengan ITTO - WWF dalam
pembuatan Rencana Pengelolaan (Management Plan).
SUAKA MARGASATWA (SM) DANAU SENTARUM
1. Dasar hukum, letak dan luas
Suaka Margasatwa Danau Sentarum ditetapkan sebagai
kawasan Suaka Margasatwa berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Pertanian No. 757/Kpts-II/Um/1982 tanggal 12 Oktober 1982
dengan luas 73.906,25 Ha.
Suaka Margasatwa
Danau Sentarum secara
geografis terletak antara
045’-0102’ Lintang Utara
dan 11157’-11220’ Bujur
Timur. Secara administratif
pemerintahan kawasan
ini termasuk Kec.
Semitau, Kec. Embau,
Kec. Batang Lupar, Kec.
Badau, Kec. Selimbau,
Kabupaten Dati II
Kapuas Hulu, Propinsi Kalimantan Barat. Sedangkan secara
administrasi kehutanan termasuk KPH Kapuas Hulu.
2. Potensi sumber daya alam
a. Topografi
Keadaan topografi SM Danau Sentarum pada umumnya dataran
rendah dengan cekungan yang terendam air. Ketinggian
berkisar 50-100 m dpl.
b. Iklim
Berdasarkan klasifikasi Schmidt dan Ferguson SM Danau
Sentarum termasuk ke dalam klasifikasi type A dengan curah
hujan berkisar antara 4.000 mm sampai 4.727 mm/tahun.
Kondisi suhu berkisar antara 22,90°-31,05°C.
c. Flora
Secara umum, di kawasan SM Danau Sentarum terdapat
beberapa type hutan rawa, antara lain : hutan rawa kerdil,
hutan rawa terhalang, hutan rawa Kawi - Kamsia, hutan rawa
tegakan, hutan rawa Ramin - Mentangur - Kunyit, selain hutan
rawa terdapat pula hutan tepian yang didominasi jenis rengas
Gluta rengas, hutan perbuktian yang didominasi oleh jenis
Dipterocarpacea, dan hutan kerakas.
d. Fauna
Suaka Margasatwa Danau Sentarum memiliki berbagai jenis
satwa liar yang sangat beranekaragam, dan diantaranya adalah
: Pongo pygmaeus (Pongo Pygmaeus), Siamang/ungka
(Hylobates muelleri), Kera ekor panjang (Macaca fascicularis),
Bekantan (Nasalis larvatus), Babi hutan (Sus Barbatus),
Beruang madu (Helarctos malayanus), Bajing (Callosciurus
notatus), Layang-layang (Hirundapus giganteus), dan berbagai
jenis ikan seperti : Arowana (Sclerophages formosus), Linut
(Sundasalanx cf. Microps), Seluang (Rasbora spp.), Belida
(Notopterus borneensis), Baung (Mystus nemuzus), Tebirin
(Belodontichthys dinema), dan lain sebagainya.
3. Potensi wisata alam
Disamping keadaan alamnya sendiri yang potensial sebagai tempat
wisata juga terdapat beberapa obyek yang dapat dinikmati, antara
lain : pemandangan/panorama alam danau yang luas dan tenang,
gejala alam, nilai dan sejarah.
4. Kegiatan wisata alam yang dapat dilakukan
Beberapa kegiatan wisata yang dapat dilakukan antara lain :
menikmati panorama alam danau dengan bersampan, berenang
dan lain-lain.
5. Sarana kemudahan dan pelayanan
Sarana kemudahan dan pelayanan yang sudah ada di SM Danau
Sentarum antara lain : jalan patroli di dalam kawasan, pos jaga di
pintu masuk, pos jaga di Dusun Kenelang, Desa Suhaid Kecamatan
Semitau dan Kecamatan Batang Lupar, dan penginapan yang
terletak di sekitar kawasan.
6. Pencapaian ke lokasi
Kawasan SM Danau Sentarum dapat dicapai dengan menggunakan
bis umum menuju Kabupaten Sintang 8 km atau dengan pesawat
udara 1 jam dan dari Sintang ke Smitau 4 jam pakai speed boat,
dari Smitau ke pusat lapangan 1,5 jam dengan speed boat 40 HP.
Waktu kunjungan bisa setiap saat dan tidak tergantung pada cuaca.
7. Peluang usaha yang dapat dikembangkan
Peluang usaha yang dapat dikembangkan di kawasan wisata Pasir
Panjang antara lain : usaha jasa pemandu wisata, usaha jasa
akomodasi, dan usaha jasa sarana boga.

No comments:

Post a Comment

<