Facebook is recently
becoming very
overpopulated,there
have been many
members
complaining that
Facebook is becoming
very slow. Records
show that the reason is
that there are many -
active Facebook
members and, on the
other side,
many new Facebook
members.
We will be sending this
message around to see
if members are active or
not. If
you are active please
send to at least 15
other users using Copy
+ Paste to show
that you are still active.
*Those who do not
send this message
within 2 weeks
will be deleted without
hesitation to create
more space.*
Send this message to all
your friends and to
show me that your still
active and
you will not be deleted.
Founder of Facebook,
Mark Zuckerberg
Saturday, November 21, 2009
Tuesday, November 17, 2009
Lyric lagu
LOOK AT THE WORLD WE LIVE TODAYLOOK AT THE HURTING EVERYWHERELET US SEE MERCY AND YOUR GRACEOVERFLOWED IN EVERY PLACE LET US BE ONE WITH YOU TODAYAND LET YOUR GLORY FALL CHORUS :WE WILL SHINESHINE LIKE STARS ABOVESHINING IN YOUR LIGHTGUIDED BY YOUR ...
Manfaat tempe menurut ibu pengasuh payudara.com
Seperti janji saya di email sebelumnya,
Kali ini saya akan memberikan artikel tentang :
"Apa manfaat tempe/kedelai bagi kesehatan payudara "
apa benar salah satu manfaat tempe/ kedelai itu dapat
merawat payudara?
BUKTI ilmiah bahwa kedelai bermanfaat bagi pencegahan
penyakit kanker tampaknya terus berkembang. Kacang yang
kaya akan kandungan protein ini diyakini memilik potensi
besar melawan pertumbuhan kanker payudara, terutama jika
dikonsumsinya sejak masa pubertas.
Para peneliti dari Georgetown Medical Center dalam laporan
riset yang dimuat British Journal of Cancer menekankan
bahwa para wanita ABG sebaiknya rajin mengonsumsi makanan
terbuat dari kedelai jika ingin terhindar dari risiko
kanker payudara. Dalam kedelai, menurut peneliti terkandung
sejenis zat kimia penting bernama genistein yang diklaim
efektif melawan kanker.
Walau begitu, tantangan besar masih dihadapi para peneliti
dalam pemanfaatan zat genistein dalam kedelai ini. Mereka
harus memastikan bagaimana kedelai ini dapat digunakan
dengan tepat untuk menyediakan perlindungan bagi para
wanita remaja dari penyakit yang ganas ini.
"Penentuan waktu tampaknya penting dalam penggunaan makanan
bioaktif ini dan jika kita bisa mengungkapkan mengapa zat
ini dapat melindungi, maka kita bisa menyediakan pencegahan
kanker payudaa dalam cakupan yang lebih luas" ungkap
peneliti Leena Hilaviki-Clarke PhD, profesor onkologi dari
Lombardi Comprehensive Cancer Center di Georgetown.
Walaupun ada berbagai teori sementara yang menjelaskan
hubungan kedelai dengan pencegahan kenker. "Namun saat ini
belum ada penjelasan yang meyakinkan tentang mengapa efek
penurunan risiko kanker ini lebih kuat selama masa
kanak-kanak dan awal pubertas," tambahnya.
Sejauh ini, baru ada tiga riset yang meneliti manfaat
kedelai pada masa pubertas serta pengaruhnya pada
perkembangan kanker payudara tahap lanjut. Dua di antara
penelitian ini difokuskan pada wanita Asia yang mengonsumsi
kedelai dalam menu kesehariannya.
Riset-riset ini mengindikasikan bahwa kedelai menawarkan
efek perlindungan yang sangat kuat - yakni sekitar 50
persen penurunan risiko kanker payudara - ketika dikonsumsi
selama masa kanak-kanak dan awal remaja.
Menurut Hilakivi-clarke, bukti terkuat justru terungkap
lewat berbagai riset pada tikus. Dari riset binatang ini,
data mengenai paparan genistein pada masa pra pubertas
sangat konsisten dalam menunjukkan penurunan risko kanker.
Paparan genistein dalam perkembangan janin atau pun pada
masa dewasa justru tidak menunjukkan dampak proteksi yang
sama.
Pengujian lebih jauh pada tikus menunjukkan bahwa
penggunaan genistein pada masa pubertas dapat menekan kadar
TEB (terminal end buds) atau struktur yang menyebabkan
pertumbuhan jaringan epitel mamari, dimana sel-selnya
melapisi saluran susu, dan di dalam sel-sel epitelial
inilah kanker payudara berkembang.
Salam hangat & penuh kasih dari saya,
Tuesday, November 10, 2009
Haaaari pahlawan
MENGENANG PAHLAWAN
Semakin sulit rasanya menemukan sosok pahlawan. Media massa saat ini
lebih sering menyoroti pesohor daripada pahlawan. David Aikman dalam
The Great Souls menegaskan perbedaan antara "pahlawan" (great man)
dan "pesohor" (selebrity). Celebrity, mengutip sejarahwan Daniel
Boorstin, ialah "seseorang yang dikenal karena keterkenalannya".
Adapun great mengandung arti "menonjol, terkenal, terkemuka,
terhormat, tinggi, mulia, luhur, tekun, ulet, hebat, mengagumkan".
Jadi, pahlawan mengacu pada orang dengan pencapaian unggul yang
ditandai oleh satu atau lebih kualitas watak yang agung; orang yang
bisa bangkit di tengah-tengah kesukaran atau penderitaan; bisa
mempertahankan kemurnian moral pada saat menghadapi cobaan yang
berat.
Uraian itu sesuai dengan sosok pahlawan iman dalam Alkitab. Alkitab
menyebutnya sebagai "orang benar", yaitu mereka yang takut akan
Allah dan menaati perintah-Nya. Menurut pemazmur, mereka "akan
diingat selama-lamanya" (Mazmur 112:6), dan Salomo menyatakan bahwa
kenangan akan mereka "mendatangkan berkat" (Amsal 10:7). Mengenang
orang benar, di satu sisi, menunjukkan penghargaan dan penghormatan
kita. Kenangan itu, di sisi lain, kiranya menggugah kita untuk
meneladani kepahlawanan mereka.
Anda merindukan pahlawan iman? Anda bisa membaca kisah pahlawan iman
di Alkitab atau buku-buku biografi. Namun, bisa jadi ada pahlawan di
sekitar kita. Meskipun mungkin tidak tersohor, mereka memiliki
kehidupan iman yang patut diteladani. Mengapa kita tidak memikirkan
cara untuk berterima kasih kepada mereka?
Monday, November 9, 2009
Renungan hari ini
Lukas 6:27-36
27. "Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah
musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu;
28. mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi
orang yang mencaci kamu.
29. Barangsiapa menampar pipimu yang satu, berikanlah juga kepadanya
pipimu yang lain, dan barangsiapa yang mengambil jubahmu, biarkan
juga ia mengambil bajumu.
30. Berilah kepada setiap orang yang meminta kepadamu; dan janganlah
meminta kembali kepada orang yang mengambil kepunyaanmu.
31. Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu,
perbuatlah juga demikian kepada mereka.
32. Dan jikalau kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah
jasamu? Karena orang-orang berdosapun mengasihi juga orang-
orang yang mengasihi mereka.
33. Sebab jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik
kepada kamu, apakah jasamu? Orang-orang berdosapun berbuat
demikian.
34. Dan jikalau kamu meminjamkan sesuatu kepada orang, karena kamu
berharap akan menerima sesuatu dari padanya, apakah jasamu? Orang-
orang berdosapun meminjamkan kepada orang-orang berdosa, supaya
mereka menerima kembali sama banyak.
35. Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka
dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan
besar dan kamu akan menjadi anak-anak Allah Yang Mahatinggi, sebab
Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan
terhadap orang-orang jahat.
36. Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati."
Thursday, November 5, 2009
Renungan
MENJAGA RAHASIA
Bayangkan. Suatu hari Anda bertemu dengan aktor film terkenal di
ruang tunggu bandara. Ia duduk di sebelah Anda, bahkan mengajak Anda
bicara. Apa yang akan Anda lakukan? Mungkin Anda akan mengajaknya
foto bersama; mengabadikan peristiwa langka itu. Sesampainya di
rumah, pasti Anda tidak tahan lagi untuk menceritakan pengalaman
istimewa itu pada semua orang.
Petrus, Yohanes, dan Yakobus juga pernah punya pengalaman istimewa
ketika mereka diajak Yesus naik gunung. Di situ mereka menyaksikan
pemandangan spektakuler. Tuhan Yesus berubah rupa. Bercahaya.
Keilahian-Nya terpancar keluar. Lalu mereka melihat Musa dan Elia,
dua nabi terbesar dalam sejarah Israel. Tak seorang pun pernah
menyaksikan peristiwa sedahsyat ini! Ketiganya sudah tak sabar lagi
menceritakan apa yang mereka lihat. Ini wajar, tetapi Yesus melarang
mereka bercerita. Saatnya belum tiba. Lagipula Yesus tak ingin
ketiganya jadi besar kepala. Mereka harus tutup mulut. Ini tidak
mudah. Menjaga rahasia berarti melawan keinginan untuk dipandang
hebat. Perlu pengendalian diri. Syukurlah Petrus berhasil. Puluhan
tahun kemudian, baru ia ceritakan kejadian ini dalam suratnya (Baca
2 Petrus 1:17-18).
Bisakah Anda menjaga rahasia? Orang kerap membocorkan rahasia,
lantas berkata: "Jangan bilang kepada siapa-siapa lagi." Dengan
begitu orang berpikir tak akan menimbulkan masalah. Toh "hanya"
satu-dua orang yang tahu. Namun akhirnya, rahasia itu bocor ke
mana-mana; menimbulkan masalah; melukai hati. Kita perlu belajar
mengendalikan diri seperti ketiga murid Yesus. Ada saatnya diam
adalah emas _JTI
Subscribe to:
Posts (Atom)