Semakin sulit rasanya menemukan sosok pahlawan. Media massa saat ini
lebih sering menyoroti pesohor daripada pahlawan. David Aikman dalam
The Great Souls menegaskan perbedaan antara "pahlawan" (great man)
dan "pesohor" (selebrity). Celebrity, mengutip sejarahwan Daniel
Boorstin, ialah "seseorang yang dikenal karena keterkenalannya".
Adapun great mengandung arti "menonjol, terkenal, terkemuka,
terhormat, tinggi, mulia, luhur, tekun, ulet, hebat, mengagumkan".
Jadi, pahlawan mengacu pada orang dengan pencapaian unggul yang
ditandai oleh satu atau lebih kualitas watak yang agung; orang yang
bisa bangkit di tengah-tengah kesukaran atau penderitaan; bisa
mempertahankan kemurnian moral pada saat menghadapi cobaan yang
berat.
Uraian itu sesuai dengan sosok pahlawan iman dalam Alkitab. Alkitab
menyebutnya sebagai "orang benar", yaitu mereka yang takut akan
Allah dan menaati perintah-Nya. Menurut pemazmur, mereka "akan
diingat selama-lamanya" (Mazmur 112:6), dan Salomo menyatakan bahwa
kenangan akan mereka "mendatangkan berkat" (Amsal 10:7). Mengenang
orang benar, di satu sisi, menunjukkan penghargaan dan penghormatan
kita. Kenangan itu, di sisi lain, kiranya menggugah kita untuk
meneladani kepahlawanan mereka.
Anda merindukan pahlawan iman? Anda bisa membaca kisah pahlawan iman
di Alkitab atau buku-buku biografi. Namun, bisa jadi ada pahlawan di
sekitar kita. Meskipun mungkin tidak tersohor, mereka memiliki
kehidupan iman yang patut diteladani. Mengapa kita tidak memikirkan
cara untuk berterima kasih kepada mereka?
No comments:
Post a Comment
<