Thursday, November 5, 2009
Renungan
MENJAGA RAHASIA
Bayangkan. Suatu hari Anda bertemu dengan aktor film terkenal di
ruang tunggu bandara. Ia duduk di sebelah Anda, bahkan mengajak Anda
bicara. Apa yang akan Anda lakukan? Mungkin Anda akan mengajaknya
foto bersama; mengabadikan peristiwa langka itu. Sesampainya di
rumah, pasti Anda tidak tahan lagi untuk menceritakan pengalaman
istimewa itu pada semua orang.
Petrus, Yohanes, dan Yakobus juga pernah punya pengalaman istimewa
ketika mereka diajak Yesus naik gunung. Di situ mereka menyaksikan
pemandangan spektakuler. Tuhan Yesus berubah rupa. Bercahaya.
Keilahian-Nya terpancar keluar. Lalu mereka melihat Musa dan Elia,
dua nabi terbesar dalam sejarah Israel. Tak seorang pun pernah
menyaksikan peristiwa sedahsyat ini! Ketiganya sudah tak sabar lagi
menceritakan apa yang mereka lihat. Ini wajar, tetapi Yesus melarang
mereka bercerita. Saatnya belum tiba. Lagipula Yesus tak ingin
ketiganya jadi besar kepala. Mereka harus tutup mulut. Ini tidak
mudah. Menjaga rahasia berarti melawan keinginan untuk dipandang
hebat. Perlu pengendalian diri. Syukurlah Petrus berhasil. Puluhan
tahun kemudian, baru ia ceritakan kejadian ini dalam suratnya (Baca
2 Petrus 1:17-18).
Bisakah Anda menjaga rahasia? Orang kerap membocorkan rahasia,
lantas berkata: "Jangan bilang kepada siapa-siapa lagi." Dengan
begitu orang berpikir tak akan menimbulkan masalah. Toh "hanya"
satu-dua orang yang tahu. Namun akhirnya, rahasia itu bocor ke
mana-mana; menimbulkan masalah; melukai hati. Kita perlu belajar
mengendalikan diri seperti ketiga murid Yesus. Ada saatnya diam
adalah emas _JTI
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment
<